TELAH mengalir darah pekat
di dada bumi anbia
merakam cerita duka
bangsa kehilangan negara,
merah mewarnai jubah
jasad-jasad syuhada ,
seperti kelompok kapar
dihanyutkan arus kekejaman
menuju ke muara syurga
diiringi deru air mata
telah sirna kuasanya.
Sewaktu dibunuhnya anak-anak merdeka
dari bumi Gaza berselimut dura
dengan senjata paling ganas
atas nama keselamatan negara,
seluruh penduduk bumi
berdiri bisu, kaku, lesu
seperti jasad tidak bernyawa
sedang Gaza nazak luka
membusa aroma syurga
Gaza kian menyala
menjadi unggun perjuangan
enggan padam,
enggan mati,
baranya mimpi ngeri
menghantui jiwa-jiwa pendera
dari alam songsang
pada malam waham
dikejar bayang-bayang kematian
enam dekad lampau
mereka melakar peta baru
melahirkan negeri magersari
di tapak suci bumi ,
kemanusiaan pun mati
keadilan ikut terkubur dari pentas PBB
bersama kehilangan sebuah Palestin
tinggal puing-puing kehancuran
jiwa anak bangsa merdeka
merangkak dan terus bernyawa
membakar seluruh jiwa
hari ini unggun penentangan bernyala di Gaza
apinya membakar jiwa manusia
yang mengerti nilai harga sebuah negara
jangan biarkan mereka terpenjara
di sebalik tembok pura-pura
kemerdekaan jiwa tidak dapat dibunuh
dengan dengan seribu luka.
25 Februari 2009